Liputan6.com, Sydney - Sudah 8 bulan berlalu, namun pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 belum juga ditemukan. Tim multinasional yang dipimpin Australia terus berusaha melakukan pencarian.
Pemerintah Negeri Kanguru merilis video yang berisi penjelasan mengapa pesawat nahas yang mengangkut 239 orang tersebut masih menghilang misterius.
"Daerah pencarian yang jauh dari daratan, di lautan yang sangat dalam dan dasar laut yang belum dipetakan," begitu penjelasan dalam video tersebut, seperti dimuat dari Yahoo Australia, Jumat (21/11/2014).
Dipaparkan pula bahwa pencarian akan terus berlangsung. Saat ini, tim ahli satelit terbaik dari penjuru dunia bekerja sama untuk menyempurnakan analisis data demi mengidentifikasi area yang akan diprioritaskan.
"Pencarian saat ini difokuskan pada area sepanjang garis tipis di Samudera Hindia yang berpotensi terjadinya kesesuaian komunikasi antara pesawat dan satelit," jelas Australia di video.
Pencarian dilakukan menggunakan kendaraan submersible yang dilengkapi dengan sistem sonar, sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut.
"Eksplorasi oleh Pusat Koordinasi Bersama (JACC) antara Australia, Malaysia, dan China dilakukan pada kedalaman 6 km yang tidak dapat ditembus sinar matahari."
Video ini muncul di tengah pernyataan kontroversial Direktur Komersial Malaysia Airlines Hugh Dunleavy yang menyebut bahwa pihaknya akan mengumumkan bahwa pesawat 'hilang' sebagai tanda mengakhiri pencarian.
Namun pihak Malaysia Airlines menegaskan bahwa perkataan Dunleavy tak mewakili sikap maskapai tersebut.
Ketua Koordinator JACC sebelumnya Judith Zielke mengatakan pihaknya optimistis bahwa pesawat akan ditemukan. "Kami siap mencari di wilayah mana pun yang kemungkinan berpotensi menjadi tempat terakhir pesawat," ujar Judith kepada Straits Times.
Pesawat MH370 dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014 dini hari. Penumpang pesawat itu terdiri atas 152 warga Cina, 38 orang Malaysia, tujuh Indonesia, lima India, tujuh Australia, tiga Prancis, tiga Amerika Serikat, dua Selandia Baru, dua Ukraina, dua Kanada, dan masing-masing satu dari Rusia, Italia, Taiwan, Belanda dan Austria.
Pilot kapal terbang pelat merah Malaysia itu adalah Kapten Zaharie Ahmad Shah, warga negara Malaysia berumur 53 tahun. Zaharie bekerja di Malaysia Airlines sejak 1981 dan memiliki 18,365 jam terbang.
No comments:
Post a Comment